Dalam acara ini
kita tidak hanya berbagi ilmu dan pengalaman mengenai epilepsi, tetapi kita
juga belajar bagaimana cara senam otak dan EFT yang diajarkan oleh ibu Irrantih
Sary. Alhamdulillah kita tidak hanya berkumpul dan membuang-buang waktu saja
tapi juga pulang dengan banyak ilmu yang didapatkan. Acara santai ini juga
diselingi dengan hidangan makan siang yang disediakan ibu Irrantih Sary, dan
sebelum pulang kami tidak lupa untuk kembali berjoget dengan senam otak yang
telah diajarkan.
Minggu, 21 April 2013
Rabu, 13 Februari 2013
Nenek in Memoriam....
Innalillahi wainnalillahi
rojiun...
Telah berpulang nenek kami tercinta
Hj. Hamidar Bungki Abdullah pada tanggal 5 Februari 2013 tepat pada pukul 20.40
WIB di ICCU Rumah Sakit PMI Bogor.
Nenek,,banyak cerita tentang nenek
kami. Ibu dari 15 orang anaknya. Nenek dari 29 cucunya. Nenek dari 2 cucu
menantunya. Dan grand nenek dari 1 orang cicitnya.
Bagiku, nenek terlalu cepat pergi...
Kami semua tidak pernah menyangka bahwa nenek pergi begitu cepat setelah
dirawat selama 12 hari di RS PMI Bogor. Jujur, aku tidak terlalu dekat
dengannya, maklumlah, semua orang yang mengenalnya tau kalau beliau adalah orang
yang galak, walaupun aku tau nenek bukannya galak, cuma nada bicaranya yang
sering tinggi tapi dibalik itu semua hatinya sangat lembut.
Kemunduran kemampuannya sangat cepat
sekali menurun saat nenek di rawat di rumah sakit. Nenek yang semula hanya
lemas dan tidak ada tenaga, mendadak tidak bisa mengangkat tangannya. Beliau
ambil tangan papaku, menaruhnya ditangannya, dan bilang "tangan mama
kenapa jadi ga bisa digerakin?". Kemudian dihari kedua beliau di rawat
keadaannya memburuk lagi, untuk memiringkan badannya saja dibutuhkan tiga orang
untuk memiringkannya, belum lagi punggungnya yang harus diganjel bantal. Dihari
ketiga kamar tempat beliau dirawat sepi karena beliau butuh ketenangan. Ketika
aku melihat kondisinya, rasanya aku tidak tahan menahan air mata. Beliau sudah
tidak bisa berbicara dengan baik. Keadaannya antara eror dan tidak. Semua
keluarga membohonginya dengan bilang bahwa beliau ada di hotel, jadilah setiap
ada yang datang dia suruh untuk makan di cafe depan hotel, beliau bilang itu
juga ketika aku menghampirinya "Onya makan dulu, di cafe depan banyak
makanan, makanannya enak-enak". Di hari Senin, hari keempat beliau
dirawat, aku sedikit lega melihat nenek makan, dan tidak rewel, bahkan beliau
masih menanyakan gimana arisannya tanggal 1 Februari yang harusnya diadakan di
rumahnya. Beliau masih ingin jalan-jalan, dan lain-lain. Sore harinya ketika
aku pulang dan berpamitan, beliau bilang "Onya baru pulang kuliah
ya?" maklum ketika datang aku ga menghampirinya karena takut mengganggu.
Dihari itu nenek banyak minum jus alpukat dan makan makanan dari Solaria,
restoran favoritnya. Malam harinya ketika aku di rumah, aku dapat kabar lagi
kalau nenek kritis dan masuk ICCU. Sejak saat itu kami sekeluarga besar tidak
henti-hentinya menangis dan berdoa untuknya. Semakin hari keadaannya memburuk,
beliau tidak sadarkan diri, namun masih ada respon jika dipanggil. Sembilan
hari beliau dirawat di ICCU, beberapa hari terakhir tim dokter melarang kami
terlalu sering melihatnya, jadi beberapa hari terakhir aku memang tidak pernah
melihatnya, hanya mendengar cerita dari suster atau saudara yang masuk. Tapi
dihari terakhirnya aku sempatkan melihatnya sebelum pulang, dan membacakan
sedikit ayat-ayat Al-Quran untuknya. Hari itu aku tenang melihatnya, kalaupun
Allah mengambilnya,keadaannya dalam keadaan tenang tidak sakit sedikitpun, itu
pikirku. Dihari terakhir itu aku melihat nenek tampak tenang dan cantik,
seperti sedang tertidur pulas.
Nenek...
Engkau kini telah pergi
Namun cintamu selalu ada di hati
kami
Kami semua merindukanmu, Nek
Kami semua sayang Nenek
Selamat jalan, Nek.....
Langganan:
Postingan (Atom)