Rabu, 13 Februari 2013

Nenek in Memoriam....



Innalillahi wainnalillahi rojiun... 
Telah berpulang nenek kami tercinta Hj. Hamidar Bungki Abdullah pada tanggal 5 Februari 2013 tepat pada pukul 20.40 WIB di ICCU Rumah Sakit PMI Bogor.

Nenek,,banyak cerita tentang nenek kami. Ibu dari 15 orang anaknya. Nenek dari 29 cucunya. Nenek dari 2 cucu menantunya. Dan grand nenek dari 1 orang cicitnya.
Bagiku, nenek terlalu cepat pergi... Kami semua tidak pernah menyangka bahwa nenek pergi begitu cepat setelah dirawat  selama 12 hari di RS PMI Bogor. Jujur, aku tidak terlalu dekat dengannya, maklumlah, semua orang yang mengenalnya tau kalau beliau adalah orang yang galak, walaupun aku tau nenek bukannya galak, cuma nada bicaranya yang sering tinggi tapi dibalik itu semua hatinya sangat lembut. 
Kemunduran kemampuannya sangat cepat sekali menurun saat nenek di rawat di rumah sakit. Nenek yang semula hanya lemas dan tidak ada tenaga, mendadak tidak bisa mengangkat tangannya. Beliau ambil tangan papaku, menaruhnya ditangannya, dan bilang "tangan mama kenapa jadi ga bisa digerakin?". Kemudian dihari kedua beliau di rawat keadaannya memburuk lagi, untuk memiringkan badannya saja dibutuhkan tiga orang untuk memiringkannya, belum lagi punggungnya yang harus diganjel bantal. Dihari ketiga kamar tempat beliau dirawat sepi karena beliau butuh ketenangan. Ketika aku melihat kondisinya, rasanya aku tidak tahan menahan air mata. Beliau sudah tidak bisa berbicara dengan baik. Keadaannya antara eror dan tidak. Semua keluarga membohonginya dengan bilang bahwa beliau ada di hotel, jadilah setiap ada yang datang dia suruh untuk makan di cafe depan hotel, beliau bilang itu juga ketika aku menghampirinya "Onya makan dulu, di cafe depan banyak makanan, makanannya enak-enak". Di hari Senin, hari keempat beliau dirawat, aku sedikit lega melihat nenek makan, dan tidak rewel, bahkan beliau masih menanyakan gimana arisannya tanggal 1 Februari yang harusnya diadakan di rumahnya. Beliau masih ingin jalan-jalan, dan lain-lain. Sore harinya ketika aku pulang dan berpamitan, beliau bilang "Onya baru pulang kuliah ya?" maklum ketika datang aku ga menghampirinya karena takut mengganggu. Dihari itu nenek banyak minum jus alpukat dan makan makanan dari Solaria, restoran favoritnya. Malam harinya ketika aku di rumah, aku dapat kabar lagi kalau nenek kritis dan masuk ICCU. Sejak saat itu kami sekeluarga besar tidak henti-hentinya menangis dan berdoa untuknya. Semakin hari keadaannya memburuk, beliau tidak sadarkan diri, namun masih ada respon jika dipanggil. Sembilan hari beliau dirawat di ICCU, beberapa hari terakhir tim dokter melarang kami terlalu sering melihatnya, jadi beberapa hari terakhir aku memang tidak pernah melihatnya, hanya mendengar cerita dari suster atau saudara yang masuk. Tapi dihari terakhirnya aku sempatkan melihatnya sebelum pulang, dan membacakan sedikit ayat-ayat Al-Quran untuknya. Hari itu aku tenang melihatnya, kalaupun Allah mengambilnya,keadaannya dalam keadaan tenang tidak sakit sedikitpun, itu pikirku. Dihari terakhir itu aku melihat nenek tampak tenang dan cantik, seperti sedang tertidur pulas. 

Nenek...
Engkau kini telah pergi
Namun cintamu selalu ada di hati kami
Kami semua merindukanmu, Nek
Kami semua sayang Nenek
Selamat jalan, Nek.....