Gangguan bahasa ekspresif yaitu ketidakmampuan dalam pembendaharaan kata, pemakaian keterangan (tenses) dengan tepat, produksi kalimat yang kompleks, dan rendahnya daya ingat dalam mengingat kata dan kalimat. Gangguan ekspresif ini terjadi pada usia sekolah anak dan bisa menyerang anak perempuan atau laki-laki.
Gejala Gangguan Bahasa Ekspresif
Seorang anak dengan gangguan bahasa reseptif juga mungkin memiliki gangguan bahasa ekspresif, yang berarti mereka memiliki kesulitan dengan menggunakan bahasa lisan.
Gejala berbeda dari satu anak ke berikutnya, tetapi bisa termasuk:
• Sering menangkap kata yang tepat
• Menggunakan kata-kata yang salah dalam pidato
• Membuat kesalahan gramatikal
• Mengandalkan pendek, konstruksi kalimat sederhana
• Bergantung pada saham frase standar
• Ketidakmampuan untuk 'datang ke titik' dari apa yang mereka katakan
• Masalah dengan menceritakan kembali sebuah cerita atau menyampaikan informasi
• Ketidakmampuan untuk memulai atau mengadakan percakapan.
Kriteria Diagnostik Gangguan Ekspresif
• Pembendaharaan kata yang terbatas
• Membuat kesalahan dalam pola kalimat
• Sulitan dalam membentuk kalimat panjang
• Terganggu dalam prestasi akademis, pekerjaan atau komunikasi social
• Tidak memenuhui criteria gangguan perfasif atau reseptif-ekspresif campuran.Jika terdapat MR akan kesulitan dalam motorik bicara, pemusatan lingkungan dan kesulitan bahasa
Dampak Gangguan Ekspresif
• Masalah emosional pada usia sekolah
• Terganggunya pencapaian akademik
• Hiperaktif
• Menarik diri
• Rentang perhatian singkat
• Mengompol. Gangguan induksi
Terapi Gangguan Ekspresif
Terapi pada gangguan ekspresif dapat dilakukan dengan latihan pendorong perilaku dan praktek fonem (unit suara), pembendaharaan kata dan konstruksi kalimat serta dapat pula dilakukan konseling parental suportif dan biasanya 50 persen penderita gangguan ekspresif dapat sembuh dengan spontan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar