Jumat, 04 Juni 2010

kesulitan diskalkulia

kesulitan berhitung dapat dikelompokkan menurut tingkatan, yaitu kemampuan dasar berhitung, kemampuan dalam menentukan nilai tempat, kemampuan melakukan operasi penjumlahan dengan atau tanpa teknik menyimpan dan pengurangan dengan atau tanpa teknik meminjam, kemampuan memahami konsep perkalian dan pembagian. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada uraian di bawah
• Kemampuan dasar berhitung, terdiri atas:
i. Mengelompokkan (classification),
Yaitu kemampuan mengelompokkan objek sesuai warna, bentuk, maupun ukurannya. Objek yang sejenis dikelompokkan dalam suatu himpunan, misalnya himpunan kursi, himpunan kelereng merah, himpunan bola besar, dan lain-lain. Pada anak yang kesulitan mengklasifikasi, anak tersebut kesulitan menentukan bilangan ganjil dan genap, bilangan cacah, bilangan asli, bilangan pecahan, dan seterusnya.
ii. Membandingkan (comparation),
yaitu kemampuan membandingkan ukuran atau kuantitas dari dua buah objek. Misalnya:
 Penggaris A lebih panjang dari penggaris B
 Bola X lebih kecil dari Bola Y
 Bangku Merah lebih banyak dari Bangku Biru, dan seterusnya.
iii. Mengurutkan (seriation), yaitu kemampuan membandingkan ukuran atau kuantitas lebih dari dua buah objek. Pola pengurutannya sendiri bisa dimulai dari yang paling minimal ke yang paling maksimal atau sebaliknya.
Contohnya:
 Penggaris A paling pendek, Penggaris B agak panjang, dan Penggaris C paling panjang;
 Bola X paling besar, Bola Y lebih kecil, dan Bola Z paling kecil;
 Bangku Merah paling banyak, Bangku Biru lebih sedikit, dan Bangku Hijau paling sedikit;
 5 – 4 – 3 atau 20 – 40 – 70 – 80 – 100; dan seterusnya.
iv. Menyimbolkan (simbolization), yaitu kemampuan membuat symbol atas kuantitas yang berupa angka/bilangan (0-1-2-3-4-5-6-7-8-9) atau simbol tanda operasi dari sebuah proses berhitung seperti tanda + (penjumlahan), - (pengurangan), x (perkalian), atau ÷ (pembagian), < (kurang dari), > (lebih dari), dan = (sama dengan) dan lain-lain. Penguasaan simbol-simbol tanda ini akan berguna saat anak melakukan operasi hitung.
v. Konservasi, yaitu kemampuan memahami, mengingat, dan menggunakan suatu kaidah yang sama dalam proses/operasi hitung yang memiliki kesamaan. Bentuk konkret dari konservasi adalah penggunaan rumus atau kaidah suatu operasi hitung. Dalam sebuah operasi hitung berlangsung proses yang serupa untuk objek kuantitas yang berbeda. Misalnya dengan memahami konsep penjumlahan anak akan tahu bahwa 2+5 adalah 7 dan 4+9 adalah 13; karena meskipun jumlah angkanya berbeda tetapi pola hitungannya sama. Anak akan mengalami kesulitan saat menterjemahkan kalimat bahasa menjadi kalimat matematis pada soal cerita.
• Kemampuan dalam menentukan nilai tempat;
Dalam berhitung/matematis, pemahaman akan nilai tempat adalah sesuatu yang penting, karena bilangan ditentukan nilainya oleh urutan atau posisi suatu angka di antara angka lainnya. Dalam matematika, bilangan yang terletak di sebelah kiri nilainya lebih besar dari bilangan di sebelah kanan. Misalnya pada bilangan 15; angka ”1” nilainya adalah 1 puluhan sedangkan angka ”5” adalah ”5 satuan”. Konsep nilai puluhan dan satuan melekat pada posisi/tempatnya masing-masing. Begitu juga nilai ratusan, ribuan, puluhribuan, dan seterusnya. Pemahaman mengenai konsep nilai tempat juga penting dalam operasi hitung. Pada operasi penjumlahan konsep ini akan mengarahkan penentuan berapa nilai yang disimpan, sedangkan operasi pengurangan konsep nilai tempat akan mengarahkan penentuan berapa nilai yang dipinjam.
• Kemampuan melakukan operasi penjumlahan dengan atau tanpa teknik menyimpan; dan pengurangan dengan atau tanpa teknik meminjam.
Anak yang tidak menguasai tahapan konservasi akan kesulitan melakukan operasi hitung. Anak yang belum menguasai konsep nilai tempat akan mengalami kesulitan dalam proses operasi hitung penjumlahan dengan menyimpan atau pengurangan dengan meminjam.
Berikut ini contoh penerapan konsep nilai tempat pada operasi hitung.
63
18 +
81
1 1
+
Penjumlahan dengan menyimpan
+
75
27-
48
1 0
-
6
Pengurangan dengan meminjam
19
23 +
312
19
23 +
32
Menjumlah dengan tidak menghiraukan teknik menyimpan
Menjumlah semua bilangan tanpa melihat makna nilai tempat
54
27 -
37
Mengurang dengan tidak menghiraukan teknik meminjam
54
27 -
33
Mengurangi semua bilangan yang lebih besar dengan bilangan yang lebih kecil

• Kemampuan memahami konsep perkalian dan pembagian
Konsep perkalian merupakan lanjutan dari konsep operasi penjumlahan. Perkalian pada dasarnya adalah penjumlahan yang berulang (sebanyak angka pengalinya). Sedangkan konsep pembagian adalah lanjutan dari konsep operasi pengurangan. Pembagian pada dasarnya adalah pengurangan yang berulang (sebanyak angka pembaginya). Kedua konsep operasi hitung ini akan bisa dikuasai anak hanya bila anak telah menguasai konsep penjumlahan dan pengurangan. Pada anak yang kesulitan mengalikan atau membagi akan cenderung menebak-nebak jawaban atau tidak cermat melakukan proses penghitungan.
Contoh:
Perkalian dijadikan penjumlahan
= 2 x 5 = 7
Perkalian yang tidak cermat
= 2 x 5 = 8
Pembagian dijadikan pengurangan
= 12 : 3 = 9
Pembagian yang tidak cermat
= 12 : 3 = 6
Dan seterusnya.

• Kemampuan Menjumlah dan Megurang Bilangan Bulat
Bilangan bulat terdiri dari bilangan positif dan negatif. Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif lain pada umumnya tidak ditemukan kendala.
Misal:
10 + 3 = 13
7 + 13 = 20
Pada operasi pengurangan yang nilai pengurangnya lebih kecil, juga tidak ditemukan kendala.
Misal:
10 - 3 = 7
17 - 8 = 9
Kesulitan-kesulitan yang dihadapi pada operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yaitu:
(1) Penjumlahan bilangan bulat positif dengan negatif
Contoh: 14 + (-10) = ....
5 + (- 9) = ....
2) Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan positif
Contoh: - 7 + 9 = ....
- 8 + 3 = ....
(3) Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan negatif
Contoh: -8 + (-7) = ....
-9 + (-12) = ....
(4) Pengurangan bilangan bulat positif dengan positif (bilangan pengurangan lebih besar)
Contoh: 6 – 10 = ....
8 – 12 = ....
(5) Pengurangan bilangan bulat positif dengan negatif
Contoh: 7 – (-10) = ....
9 – (-3) = ....
(6) Pengurangan bilangan bulat negatif dengan positif
Contoh: - 4 – 8 = ....
-5 – 9 = ....
(7) Pengurangan bilangan bulat negatif dengan negatif
Contoh: - 3 – (-5) = ....
-7 – (-2) = ....
Dari uraian di atas, tampak bahwa kemampuan berhitung merupakan kemampuan yang sifatnya bertingkat. Dimulai dari tingkat yang paling sederhana, yaitu kemampuan dasar (seperti klasifikasi, komparasi, seriasi, serta simbolisasi dan konservasi) sampai kemampuan yang kompleks (yang sifatnya operasional seperti nilai tempat, operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian).
Dengan demikian, kesulitan berhitung (diskalkulia) pada anak berkesulitan belajar pun bisa terjadi pada tingkat-tingkat kemampuan tersebut

Anonym. 2007. MODEL KURIKULUM BAGI PESERTA DIDIK YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR. http://www.puskur.net/download/prod2007/13_MODEL%20KESULITAN%20BELAJAR.pdf. 9April2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar